“Dalam Doaku
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit
yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima
cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika
matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma
pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam
doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan
bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan
bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap
di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin
yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan
menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam
doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan
terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar